Apakah Fisika Benar-Benar Netral?
Verifikasi
Pengetahuan fisika dianggap benar jika bisa dibuktikan sesuai dengan realitas alam.
Contohnya: eksperimen ilmiah dapat diulang dan menghasilkan hasil yang sama oleh siapa pun.
Falsifikasi
Pernyataan ilmiah harus dapat disanggah atau diuji kesalahannya.
Hal ini membedakan sains dari pengetahuan non-saintifik (misalnya opini atau keyakinan pribadi).
Prinsip ini mendasari klaim bahwa sains bersifat objektif dan netral, karena tidak melibatkan perasaan atau tafsiran subjektif.
Pandangan Thomas Kuhn tentang Paradigma Sains
- Fisika tidak berkembang secara linear atau bersifat absolut.
- Kuhn menyatakan bahwa ilmu sains berkembang melalui pergeseran paradigma, yaitu kerangka berpikir dominan dalam suatu zaman yang bisa berubah.
- Contoh:
- Ilmuwan tidak netral saat membangun pengetahuan karena mereka bekerja dalam paradigma tertentu yang tidak mereka sadari.
- Konsekuensinya:
- Apa yang disebut “kebenaran ilmiah” tidak berdiri sendiri, tetapi terikat pada konteks sejarah, budaya, dan komunitas ilmuwan.
Tantangan terhadap Netralitas Ilmu
- Fisika dianggap netral karena metodenya sistematis dan rasional, namun dalam kenyataannya:
- Pengetahuan sains tidak pernah sepenuhnya bebas nilai atau ideologi.
- Ada keterlibatan konstruksi pikiran, asumsi metafisis, dan nilai-nilai komunitas ilmiah.
- Tokoh seperti Michel Foucault menunjukkan bahwa narasi kekuasaan dan ideologi dapat menyusup ke dalam praktik ilmiah.
- Jean-François Lyotard juga mengkritik bahwa pengetahuan modern telah kehilangan narasi agung (grand narrative) dan hanya mengejar tujuan praktis, bukan kebenaran sejati.
"Meskipun fisika tampak objektif, dalam kenyataannya ia tidak netral sepenuhnya. Sejarah, asumsi, dan paradigma ikut membentuk kebenaran ilmiah yang diyakini. Ini membuka ruang untuk refleksi lebih dalam terhadap sifat pengetahuan sains."