Skip to content

Yosua: Kehadiran Tuhan di Tengah Bahaya

blank

Ibadah Gabungan
Pdt. Ivan Kristiono

 

Dalam kitab Yosua pasal 1-3 berbicara tentang keterlibatan penyertaan Tuhan atas Yosua dan bangsa Israel dalam menyeberangi Sungai Yordan. Yosua di tengah kesibukannya mengatur lebih dari dua juta bangsa Israel, memimpin mereka menyeberangi Sungai Yordan ke tanah Kanaan. Tentu sangat susah untuk duduk tenang mendengarkan kebenaran Firman Tuhan dalam situasi seperti ini. Tetapi Yosua mau mendengarkan Tuhan dan mau taat menunggu waktu yang tepat untuk menyeberangi Sungai Yordan. Yosua melibatkan Tuhan dalam setiap rencananya. Karena hidup kita, jadwal kita, bukan hanya milik kita, tetapi Tuhan yang pegang kendali.

Tuhan menuntun mereka di kala Sungai Yordan meluap. Tuhan ingin mereka menghadapi kesulitan besar agar menjadi kesaksian bahwa Tuhan lebih besar dari kesulitan itu. Tuhan mempersiapkan mereka terlebih dahulu. 

Yosua memiliki mata yang tertuju pada tabut perjanjian. Yosua dan bangsa Israel memperoleh kemenangan secara fisik dan jiwa. Ketika memasuki tanah Kanaan, dengan bersandar pada kekuatan Tuhan mereka dapat mengalahkan raja-raja dan kemenangannya melampaui apa yang manusia pikirkan. Setiap kali berperang mereka bukan menggunakan cara manusia tapi menurut bimbingan yang telah diperintahkan oleh Tuhan. Ketika mereka tidak mengindahkan bimbingan dari Tuhan, maka mereka dikalahkan. Karena itu, dengan menuruti Firman Tuhan mereka akan memperoleh kemenangan fisik dan jiwa.

Yosua mendapat kemenangan karena ia memperkatakan, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan. Yosua beriman dan meneguhkan hati. Tuhan terus memberi nasihat kepada Yosua agar kuat dan berani supaya ia bisa mendapat kemenangan pribadi, fisik dan jiwa serta kemenangan dalam Roh juga.

Hidup adalah proses. Perubahan dan keberhasilan pun membutuhkan proses. Tidak ada hasil baik yang diperoleh dengan mudah meskipun dunia sekarang ini lebih suka dengan hal-hal yang serba cepat dan instan.

Belajar dari kisah perjalanan bangsa Israel ke tanah Kanaan menunjukkan bahwa menjalani proses merupakan bagian dari kehendak Tuhan. Tidak semua orang bisa masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan. Bahkan Musa pun tidak. Yosualah yang memimpin bangsa Israel masuk ke Kanaan. Supaya perjalanan mereka berhasil, Tuhan juga mengingatkan mereka supaya berpegang pada Firman Tuhan. Mereka harus merenungkan Firman-Nya supaya mereka dapat bertindak dengan hati-hati. Bukan ambisi dan hasrat pribadi yang harus diikuti, melainkan kehendak Tuhan.

Ringkasan oleh NB.

 


 

Bagikan
//
//
Admin

Tim dukungan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!