Rest & Biblical Spirituality Posted byAdmin SKC18 March 20221 August 2022Posted inPublikasi Seminar Orang Tua dan Guru Pdt. Ivan Adi Raharjo Materi hari ini diambil dari buku “Leisure & Spirituality: Biblical, Historical, and Contemporary Perspectives” oleh Paul Heintzman (2015). Malam hari ini saya akan berbicara 3 bagian: (1) Berbagai macam konsep rest (dan perkembangannya dalam sejarah), (2) Tema-tema dalam Alkitab yang terkait dengan rest, (3) Evaluasi dan kesimpulan. Konsep Rest #1 Classical View –State of being: kondisi keberadaan diri, suatu sikap kerohanian dan mental saat mengalami kedamaian, ketenangan dan keterbukaan. -Konteks sejarah: (1) Aristotel (Yunani): Rest itu bersifat kualitatif (inner being), bukan kuantitatif atau banyaknya. Pandangan ini mengacu kepada hidup yang berkualitas adalah hidup yang bisa merasakan hal ini. Orang Kristen mengadaptasi konsep rest ini seperti Agustinus, Aquinas, Monaticism, Catholicism. Anggapannya adalah kehidupan yang kontemplatif atau dipenuhi kontemplasi itu kehidupan yang nilainya lebih tinggi. #2 Non-work Activity -Hal yang dikerjakan di luar pekerjaan yang tujuannya adalah rekreasi dari rasa letih (fisik), hiburan dari rasa bosan (mental), pengembangan diri, dan re-create one-self to work (rekreasi disegarkan kembali untuk bekerja). -Konteks sejarah: (1) Pergeseran dari Yunani ke Roma. (2) Kristen Protestan: Reformasi, Luther, Calvin, Puritan. #3 Free time -Konsep istirahat yang melihat periode waktu di luar waktu kerja. -Konteks sejarah: Revolusi industri, yaitu ditemukannya alat pengukur waktu sehingga adanya pembagian waktu kerja dan waktu istirahat. Kemudian, ada pergeseran konsep ruang dan waktu dalam konspe kerja dan istirahat. Maksudnya ada yang bekerja dan beristirahat di tempat yang sama seperti peternak. -Sehingga waktu jadi dibagi menjadi 3: (1) Existence : Hal paling mendasar untuk bertahan hidup (makan, minum, tidur). (2) Subsistence : Melakukan profesi yang menghasilkan uang untuk hidup. (3) Leisure: waktu tanpa obligasi tertentu dan bebas digunakan sesuai keinginan. #4 Symbol of Social Class -Istirahat menjadi sesuatu yang menyatakan kelas sosial. Ketika muncul kaum elit yang kaya pasca revolusi industri sekitar tahun 1899, mereka yang cenderung ingin membuat orang lain kagum dengan waktu luang mereka. Sehingga rest-nya mereka adalah mereka menggunakan waktu dan uang untuk membedakan status sosial mereka. Contohnya makan, berolahraga atau berpergian ke tempat-tempat yang di luar jangkauan orang umum. #5 Psychological Experience -Konsep rest ini muncul sekitar tahun 1960an. –State of MIND : Di mana rest atau leisure itu bukan sekadar kegiatan apa yang dilakukan atau berapa banyak porsi waktu istirahat, tetapi pengalaman atau perasaan apa yang dirasakan secara subjektif dari kegiatan rekreasi. Ini adalah konsep rest yang mencoba menghindari 2 pengalaman negatif: anxiety dan boredom. Dan mencari pengalaman flow. -Mempunyai 2 karakteristik: (1) Perceived freedom: one engage in the activity because one has the choice and desire to do so. (2) Intrinsic motivation: one gains satisfaction from the activity itself and not from an external reward. #6 Feminist View -Pandangan ini mulai muncul sekitar 1980an. Pandangan ini mengkritik pandangan rest sebagai non-work activity atau free time karena keduanya dilihat hanya dari kacamata pria dan bukan wanita. Misalnya saat pergi berenang tapi membawa anak-anak, itu bukan istirahat tetapi malah membuat lebih capek karena harus memantau anak-anak selama berenang. Contoh lain pada saat libur lebaran, harusnya menjadi waktu istirahat, tetapi justru banyak hal yang harus diurus karena asisten rumah tangga pulang kampung. Pandangan feminis lebih mementingkan enjoyment, affiliation, freedom to self-expression, meaningful experience. Seperti bertemu dengan teman yang dikasihi, atau menikmati waktu minum the sendiri. #7 Holistic View -Pandangan yang tidak suka mengkotak-kotakkan kehidupan, tetapi ingin melihat hidup sebagai satu kesatuan yang utuh. Ini merupakan pandangan yang melihat antara being (kondisi tenang) dan doing (kegiatan rekreasi) sama-sama harus dikerjakan. Pandangan Alkitab – Hari Sabat Mengapa Hari Sabat itu penting? #1 The Analogy of God Resting -Keluaran 20:8-11. Ini adalah bagian dari desain Allah kepada ciptaan bahkan jika manusia tidak jatuh di dalam dosa, ini tetap harus dilakukan. –Creational Theology: – Rhytm of life (Quantitative aspect): ada desain waktu istirahat (6 hari kerja, 1 hari sabat). – Celebration and joy (Qualitative aspect): ada kebaikan yang diciptakan untuk manusia nikmati. #2 Remembrance of Deliverance from Egypt -Ulangan 5:12-15. Hari sabat dilakukan untuk mengingat bahwa Tuhan telah melepaskan umat-Nya dari perbudakan. –Redemptive Theology: –An act of trust in God -Deliverance, relief from Affliction, Restoration, Re-creation. #3 Humanitarian Ordinance -Keluaran 23:12. Kita melihat bahwa hari sabat yang Tuhan berikan kepada Israel itu bukanlah suatu yang diberikan demi mereka sendiri, tetapi juga bagi pelepasan/istirahat bagi orang asing, budak, bahkan hewan. #4 Sign of Covenant -Keluaran 31:16-17. Memperingatkan akan janji Allah yang kekal. –Relationship with God as its foundational context. Tema-tema lain di Alkitab selain sabat: (1) Rest (2) Festivals (3) Feasts (4) Dance (5) Hospitality (6) Friendship Ringkasan oleh GP & TG. Seminar Orang Tua dan Guru Sekolah Kristen Calvin dan Sekolah Kristen Logos “Rest & Biblical Spirituality” Pdt. Ivan Adi Raharjo TERBUKA UNTUK UMUM! Jumat, 18 Maret 2022 Pkl. 16.00 WIB Aula John Calvin* Youtube Sekolah Kristen Calvin https://www.youtube.com/c/SekolahKristenCalvinJakarta/ Sekolah Kristen LOGOS https://www.youtube.com/c/SekolahKristenLOGOS/ ———— #SekolahKristenCalvin #SekolahKristenLogos #SekolahKehidupan #MemperbaruiAkalBudi #MembentukHati #MenanamkanTanggungJawab #SOTG #SeminarOrangTua #SeminarGuru Bagikan