Masa & Meriba Posted byAdmin SKC2 March 202210 March 2022Posted inPublikasi Ibadah Gabungan Pdt. Ivan Kristiono [Keluaran 15-17] “Peristiwa di Mara, Masa, dan Meriba” Kitab ini dibuka dengan nyanyian Musa dan Bangsa Israel setelah mereka berhasil menyeberangi Laut Teberau dan terhindar dari bahaya. Saat itu Bangsa Israel bersyukur kepada Tuhan karena mereka berhasil keluar dari Tanah Mesir. Hal ini seperti gambaran manusia yang baru dilepaskan dari dosa, menerima Tuhan, lalu hidup dalam sukacita. Sesungguhnya, nyanyian di tepi laut ini bukanlah akhir kehidupan orang Kristen, melainkan awal. Seperti kisah Bangsa Israel yang harus melewati padang gurun gersang setelah menyeberangi Laut Teberau. Terdapat berbagai krisis yang dialami Bangsa Israel sebelum dan sesudah mereka sampai Gunung Sinai. Berikut krisis sebelum sampai Gunung Sinai (prasinai): Kekurangan air di Mara dan meminum air yang rasanya pait. Kekurangan makanan di Padang Gurun Sin. Kekurangan air di Masa dan Meriba. Serangan orang Amalek di Rafidim. Krisis ini mempersiapkan Bangsa Israel untuk menjadi penyembah, bukan penyembah yang datang kepada Tuhan hanya untuk rutinitas atau formalitas melainkan memiliki hati yang benar-benar mau menyembah dan mengasihi Tuhan. Sebelum mendapatkan perjanjian dengan Tuhan di Gunung Sinai, Tuhan mempersiapkan hati Bangsa Israel melalui setiap krisis itu. Apakah hati mereka benar-benar menyembah Tuhan? Atau Bangsa Israel menyembah Tuhan hanya saat “kenyang” saja? Krisis ini merupakan ujian iman. Sesungguhnya, Tuhan sudah tahu seperti apa isi hati kita. Sebaliknya, kitalah yang tidak tahu seperti apa isi hati kita. Berbagai krisis yang kita hadapi membuat kita tahu seperti kita sesungguhnya dan membuat kita semakin bertumbuh dalam Tuhan. Terdapat 4 pola yang muncul dalam ujian yang diberikan Tuhan sebelum sampai di Gunung Sinai: Bangsa Israel melakukan perjalanan. Bangsa Israel menghadapi kesulitan lalu bersungut-sungut. Musa berdoa syafaat meminta tolong kepada Tuhan. Mereka dilepaskan dan dipulihkan oleh Tuhan. Setelah sampai Gunung Sinai, terdapat beberapa pola yang terjadi (paskasinai): Berjalan di padang gurun Jika kesulitan, Bangsa Israel marah kepada Tuhan dan saling marah dengan sesama. Bangsa Israel dihukum Tuhan. Bangsa Israel bertobat dan menyesal. Musa kembali berdoa syafaat meminta tolong kepada Tuhan. Pemulihan. Saat prasinai Bangsa Israel marah kepada Tuhan, tetapi Tuhan tetap tolong karena ingin mengajarkan, tetapi saat pascasinai, Bangsa Israel marah kepada Tuhan lalu Tuhan memberikan penghakiman. Hal ini merupakan pembelajaran untuk kita semua. Mara Setelah Bangsa Israel menyeberangi Laut Tiberau mereka berjalan 3 hari lalu minum di Mara, tetapi air di sana pahit. Hanya selang waktu 3 hari sampai mereka membenci Tuhan dan menyalahkan Tuhan, padahal sebelumnya jutaan Bangsa Israel itu memuji dan memuliakan Tuhan. Bangsa Israel memerlukan ujian ini. Apakah kita menyembah Tuhan hanya saat “kenyang” saja? Atau meskipun di saat sukar kita tetap mencintai dan mengasihi Tuhan? Kita akan tahu saat kita menghadapi krisis-krisis. Sering kali kita gampang lupa, hari ini kita memuji Tuhan tetapi setelah itu kita melupakan Tuhan. Seperti Firaun yang mudah lupa akan kedahsyatan Tuhan, dia selalu kembali berbuat jahat setelah melihat muzizat Tuhan. (Ay. 25) Di sana, Tuhan menyatakan belaskasihan, Tuhan menunjukkan kepada Musa sepotong kayu untuk dilempar ke air, maka air yang pahit menjadi manis. Dalam bahasa Ibrani menunjukkan di sana bisa juga dipakai untuk menembak (memanah), bisa juga untuk mengajar (instruksi). Seperti seorang guru yang sedang menunjukkan atau memberikan instruksi kepada muridnya. Tuhan mau mengatakan bahwa jika orang Israel memegang firmanNya dan taat, maka bangsa Israel akan mendapatkan “air yang manis” atau berkat. Di Mara Bangsa Israel mengalami kesulitan, tetapi di Mara juga mereka mendapatkan banyak hal yang membuat mereka menjadi orang yang lebih dewasa dan kudus di hadapan Tuhan. Masa dan Meriba Saat bangsa Israel tiba di Rafidim, mereka tidak dapat air dan mereka melakukan hal yang sama kembali yaitu bersungut-sungut. Meskipun Bangsa Israel mengulang menggerutu kepada Tuhan, Musa tetap membawa bangsa Israel kepada Tuhan (lemah lembut/pemimpin yang baik). Di sana Tuhan menunjukkan mukjizat melalui Musa dihadapan tua-tua Israel, tongkat Musa dibenturkan ke gunung batu dan keluarlah air. Dalam 1 Korintus 10 Paulus memaknai bahwa batu karang itu ialah Kristus. Kristus yang memberikan kesempatan kepada manusia. Peristiwa di padang gurun itu ialah peringatan kepada kita, bukan hanya untuk bangsa Israel saja. Inti permasalahan saat itu bukan karena kekurangan air, melainkan karena hati yang tidak beriman kepada Tuhan. Semua yang ditulis dalam alkitab ialah untuk mengajar, melakukan yang baik dan tidak mengulangi apa yang tidak baik seperti mencobai Tuhan (memaksa Tuhan). Saat kita tidak tahu arah berjalan, datanglah kepada Tuhan, mintalah belas kasihan dengan segala kerendahan hati. Kiranya setiap kita dapat melewati “padang gurun” dengan iman, ketaatan, dan kerendahan hati di hadapan Tuhan. Ringkasan Khotbah oleh BP. Ibadah Gabungan Sekolah Kristen Calvin dan Sekolah Kristen Logos dengan tema “MASA & MERIBA” Pembicara: PDT. IVAN KRISTIONO ———– Rabu, 2 Maret 2022 Pkl. 07.30 WIB Youtube Sekolah Kristen Calvin https://www.youtube.com/c/SekolahKristenCalvinJakarta/ Sekolah Kristen LOGOS https://www.youtube.com/c/SekolahKristenLOGOS/ ———– #IbadahGabungan #SekolahKristenCalvin #SekolahKristenLOGOS #SekolahKehidupan #MembentukHati #MemperbaruiAkalBudi #MenanamkanTanggungJawab Bagikan