Skip to content

Elia: Antara Risiko & Keamanan

blank

Ibadah Gabungan Februari 2021
Pdt Ivan Kristiono

(1 Raja-Raja 16:29 – 17:1)

Salomo adalah raja yang mengasihi Tuhan, Ia mengawali pelayanannya dengan begitu baik. Tetapi di dalam perjalanan waktu, Ia terpikat oleh dosa dan jatuh ke dalamnya. Iman yang sejati, pelayanan yang sungguh-sungguh itu ditinggalkan hingga akhirnya kerajaannya terpecah menjadi dua. Yang pertama adalah 10 suku di Israel Utara yang dipimpin oleh Yerobeam. Lalu di sebelah Selatan, 2 suku yang dipimpin oleh Rehabeam. Sepuluh suku di Israel Utara, ibu kotanya bernama Samaria. Pada area Selatan, 2 suku ini disebut Yehuda, dan ibu kotanya adalah Yerusalem. Yerobeam membuat 2 patung lembu emas supaya suku-sukunya tidak pergi beribadah ke Bait Suci di Yerusalem. Yerobeam menghancurkan apa yang telah diajarkan oleh Daud untuk menyembah Allah. Kemudian setelah 58 tahun setelah Yerobeam memerintah, muncul raja ke-7 yaitu Ahab. Ahab ini belum cukup melihat kejahatan-kejahatan dari nenek moyangnya. Ahab dikatakan lebih jahat dari nenek moyangnya. Kita melihat ada kehancuran bangsa karena tidak adanya tanggung jawab pemimpinnya. Seorang pemimpin yang semau sendiri, tidak memikirkan bawahannya, tidak mementingkan Tuhan, dihancurkan oleh Tuhan. Namun dengan demikian, mereka juga tidak kembali kepada Tuhan.

Kejahatan Raja Ahab:

1.       Raja Ahab mendirikan kuil bagi baal, dan kuil bagi Asyera (istri baal) di Samaria, ibu kotanya. Mereka tetap menyembah Tuhan, tetapi salahnya adalah mereka menyembah Tuhan DAN menyembah baal. Allah sudah menyatakan, “jangan ada padamu allah lain di hadapanku.” Mereka tidak beriman bahwa Tuhan yang memimpin perang juga Tuhan yang memelihara. Ini yang terjadi pada kehidupan kta. Berhala membuat Tuhan tidak lagi relevan dengan kehidupan kita.

2.       Ahab memulai pembunuhan nabi-nabi Tuhan (1 Raja-Raja 18).

3.       Kota dipenuhi oleh tukang-tukang sihir.

Nama Elia, artinya Yahweh adalah Allah. Pada zaman itu, nama ini adalah provokatif, karena banyak yang menyembah berhala. Elia juga tidak terlalu dicatat asal-usulnya. Alkitab mau menunjukkan bahwa Tuhan dapat memakai siapapun untuk pekerjaan-Nya tanpa memandang latar belakangnya.

Di dalam Alkitab dikatakan Elia memakai pakaian bulu, ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya. Busana Elia menyimpulkan beberapa hal:

1.       Busana Elia menunjukkan bahwa materi bukan prioritas dalam pelayanan, yang menjadi prioritas adalah kehendak Tuhan.

2.       Melalui busananya, Ia mengatakan gaya hidup yang terpisah pada dunia, yang tidak diatur oleh dunia. Kita bukannya tidak boleh masuk ke dalam berbagai kebudayaan, tetapi ketika dunia yang kita masuki menumpulkan kerohanian, membawa kita jauh dari Tuhan, di situ kita harus hati-hati.

3.       Bajunya menunjukkan bahwa ketika Ia melayani, itu adalah prioritasnya mencintai Tuhan dibanding mencintai dunia ini. Perbandingan dengan para imam baal yang mengenakan pakaian linen yang mewah.

Kita hidup di sebuah zaman yang sudah lagi tidak tertarik dengan acara gereja. Dapat dilihat juga meningkatnya kriminalitas, dan kejahatan. Elia mengerti bahwa pada zaman itu penuh dengan kesulitan dan keberdosaan, Ia memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sikap yang diambil oleh orang-orang ada zaman itu:

1.       Menunggu waktu dan melihat. Mereka tahu ada hal yang salah, tetapi mereka menunggu dan melihat saja.

2.       Sembunyi, karena takut dan kurang iman. Allah mengatakan bahwa bukan hanya Elia yang tidak mau menyembah baal, ada tujuh ribu orang yang tidak mau menyembah baal dan masih bersembunyi.

3.       Elia muncul dan berani merisikokan diri. Elia tahu bahwa peperangan itu adalah peperangan yang sengit, tetapi Ia tahu Ia Bersama Tuhan. Elia memandang hidup adalah tugas mewakili Tuhan di dalam dunia.

Banyak orang yang cinta Tuhan, setia, namun belum bisa berbuat banyak. Suatu saat Tuhan mengutus hamba-Nya untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Suatu saat hamba itu berdiri di depan Ahab, berkata menyatakan penghakiman Tuhan. Di belakang setiap bahaya ada kesempatan. Anak-anak sekalian, kalau kesempatan itu tiba, biarlah engkau berani mewakili Tuhan, menyatakan kehendak Tuhan. Sebelum tiba, persiapkan dirimu baik-baik. Masa sekolah adalah masa persiapan. Mungkin Tuhan mau pakai engkau suatu hari nanti. Belajarlah baik-baik. Bukan karena security, tetapi risk. Berani untuk melayani Tuhan. Risiko adalah sesuatu yang penting dalam hidup kita. Elia melangkah meskipun ada risiko. Ada situasi saat melakukan sesuatu ada risiko. Tetapi di dalam Alkitab dikatakan, ketika ada risiko namun jelas itu adalah pekerjaan Tuhan, Elia tetap melangkah. Ketika kesulitan muncul, jangan mengasihani diri, jangan langsung menangis, tenang dan berdoalah. Minta kekuatan kepada Tuhan dan berani menghadapi risiko. Karena jika engkau yakin bahwa itu Tuhan yang utus engkau, Tuhan akan menyertai dan memberkati. Maka dengan demikian kita berani menghadapi risiko, bukan karena kita hebat, kuat, tetapi karena kita disertai oleh Tuhan.

Ringkasan oleh TLG.

 


 

Tantangan dan kesulitan di dalam pelayanan selalu ada dan nyata. Apakah kita akan menerjunkan diri ke dalam pelayanan dan menghadapi tantangan dan kesulitan itu? Atau kita akan bersembunyi saja?
Di dalam Ibadah Gabungan bulan Februari ini, akan dibahas sosok Nabi Elia yang juga menghadapi pergumulan ini.

Ibadah Gabungan Sekolah Kristen Calvin dan Sekolah Kristen Logos
Rabu, 3 Februari 2021

ELIA: ANTARA RISIKO & KEAMANAN
dibawakan oleh Pdt. Ivan Kristiono

Youtube SekolahKristenCalvin
https://youtube.com/SekolahKristenCalvinJakarta


#IbadahGabungan
#SekolahKristenCalvin
#SekolahKristenLOGOS
#SekolahKehidupan
#MembentukHati
#MemperbaruiAkalBudi
#MenanamkanTanggungJawab

Bagikan
//
//
Admin

Tim dukungan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!